SENIN, 24 JANUARI 2011 12:23 REDAKSI
Melihat kondisi dunia pendidikan Indonesia sekarang pendidikan yang dihasilkan belum mampu melahirkan pribadi-pribadi muslim yang mandiri dan berkepribadian islam. Akibatnya banyak tercipta pribadi-pribadi yang berjiwa lemah (seperti jiwa korup, kriminil dan oportunis, pragmatis), sengsara hidupnya, tidak profesional (amanah).
Lalu aspek apa saja yang harus dibenahi untuk membentuk pribadi muslim Menurut Syaikh Hasan Al-Banna, kepribadian Islam meliputi 10 aspek, yaitu Salim Al-Aqidah (bersihnya akidah), Shahih Al-Ibadah (lurusnya ibadah, Mantin Al-Khuluq (kukuhnya akhlak), Qadir ‘ala Al-Kasb (mampu mencari penghidupan, Mutsaqaf Al-Fikr (luas wawasan berpikirnya), Qawiy Al-Jism (kuat fisiknya), Mujahid linafsih (pejuang diri sendiri), Munazham fi syu’unih (teratur urusannya), Haris ‘ala Waqtih (memperhatikan waktunya), Nafi’ li Ghairih (bermanfaat bagi orang lain). Setiap individu harus menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain.
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »
Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni) .
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »
Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni) .
Peran keluarga dalam membentuk pribadi islam
Dari mana fondasi awal pribadi islam terbentuk? Jika cermati peranan keluarga memiliki andil yang besar dalam membentuk syakhsiyah islamiyah (kepribadian islam) jangan sampai orang tua mengalihkan peran mendidik anak ini sepenuhnya kepada sekolah. Orang Tua menjadi penanggung jawab bagi masa depan anak-anaknya, maka setiap muslim dewasa (tidak hanya seorang guru) menjalankan fungsi edukasi. Wajib bagi kita semua menegakkan ‘amar ma’ruf nahi munkar untuk mengubah masyarakat menuju kemandirian dan kebangkitan Islam. Mengenalkan islam sebagai sebuah aturan hidup menjadi hal yang penting harus diajarkan orangtua kepada anak karena Islam sebagai sebuah mabda (ideologi), islam tidak terbatas hanya kepada hal spritual tetapi juga mencakup sistem yang mengatur urusan hidup yang disebut nizham atau syariah. Tujuan mengenalkan mabda’ Islam adalah dalam rangka membentuk pola pikir dan pola sikap yang islami (membentuk kepribadian Islam) pada diri anak. Selanjutnya dengan pembentukan ini, anak akan siap mengemban Islam sebagai kaidah berpikir dan kepemimpinan berpikirnya. Oleh karena itu, pengenalan mabda’ Islam kepada anak dilakukan dengan mengenalkan dan menanamkan akidah dan syariah Islam dalam beberapa tahap perkembangan anak yaitu pada tahap Masa mengandung dan melahirkan, Usia dini; masa pembentukan dasar-dasar kepribadian Islam, Usia pra balig; masa pemantapan dan pembiasaan dalam melaksanakan syariah.
Peran negara dalam membentuk pribadi islam
Mengapa negara perlu terlibat? menurut Ustadzah Ratih Respatiyani,S.E,Akt yakni negara adalah institusi penerap hukum, karena negara mempunyai tanggung jawab pemeliharaan urusan masyarakat dan negara pemilik kekuatan perubahan secara sistemik. Maka dalam upaya membentuk generasi berkripribadian islam harus menerapkan aturan terbaik, yakni aturan Islam yang berasal dari Allah SWT, Dzat Pencipta & Pengatur Alam Seisinya. Negara haruslah membangun satu sistem pendidikan yang mampu untuk membentuk pribadi yang memiliki karakter islam serta menguasai tsaqafah islam dan ilmu/teknologi. Generasi yang demikian akan mampu diwujudkan oleh Sistem Pendidikan yang berasaskan aqidah islam, Sistem Pendidikan Islam.
Langkah-langkah yang dilakukan negara sebagai penyelenggara pendidikan Islam yaitu menyusun kurikulum yang sama bagi seluruh sekolah (negeri/swasta) dengan berlandaskan aqidah Islam, negara melakukan seleksi yang ketat terhadap calon-calon guru (ketiinggian karakter Islam dan kapasitas mengajarnya), menu pendidikan harus ‘Al-fikru lil amal’ (pemikiran diajarkan untuk diamalkan), dan tidak ada pembatasan usia belajar dan lama belajar. Pengajaran Tsaqafah islam yang diberikan kepada anak didik akan menjadikan mereka selalu mampu menyikapi perkembangan lingkungan dengan tetap berpegang pada ajaran Islam. Dan Pendidikan Islam tidak meninggalkan pengajaran SAINS, TEKNOLOGI, SENI, semua diajarkan dengan tetap memperhatikan kaidah syara’.
Sudah saatnya kita kembali ke dalam sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan islam akan terwujud generasi yang siap jadi pemimpin dunia dan membawa kepada keadaan yang lebih baik.
(Oleh Saeful Fachri, BKLDK Bandung)
Sudah saatnya kita kembali ke dalam sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan islam akan terwujud generasi yang siap jadi pemimpin dunia dan membawa kepada keadaan yang lebih baik.
(Oleh Saeful Fachri, BKLDK Bandung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar